Nama :
Vania Almira
Kelas :
2PA16
NPM :
19513089
Kesehatan
Mental
PENYESUAIAN
DIRI
Manusia sejatinya dilahirkan akan berhadapan
dengan lingkungan yang membuatnya harus bisa dapat menyesuaikan diri, manusia
pada awalnya melakukan penyesuaian fisiologis tetapi dengan seiringnya
berkembangnya manusia, manusia tidak hanya harus bisa beradaptasi dengan
lingkungan saja atau fisiologisnya saja tapi harus bisa menyesuaikan diri
secara psikologis.
Penyesuain diri dalam bahasa aslinya dikenal
dengan istilah adjustment atau personal adjustment. Schneiders berpendapat
bahwa penyesuaian diri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
penyesuaian diri sebagai adaptasi (adaptation), penyesuaian diri sebagai
bentuk konformitas (conformity), dan penyesuaian diri sebagai usaha
penguasaan (mastery) .
Pada mulanya penyesuaian diri diartikan sama
dengan adaptasi ( adaptation ), padahal adaptasi ini pada umumnya lebih
mengarah kepada penyesuaian diri dalam arti fisik, fisiologis, atau biologis.
Misalnya, seseorang yang terbiasa dengan lingkungan yang sepi seperti di
perkampungan dan udara yang sejuk terus pindah ke tempat ramai seperti perkotaan
dengan udara yang panas maka seseorang harus bisa beradaptasi dengan lingkungan
barunya.
Ada juga penyesuaian diri diartikan sama
dengan penyesuaian yang mencakup konformitas terhadap suatu norma. Pemaknaan
penyesuaian diri seperti ini pun terlalu banyak membawa akibat lain. Dengan
memaknai penyesuaian diri sebagai usaha konformitas, menyiratkan bahwa di sana
individu seakan-akan mendapat tekanan kuat untuk harus selalu mampu
menghindarkan diri dari penyimpangan perilaku, baik secara moral, sosial,
maupun emosional.
Sudut pandang berikutnya adalah bahwa
penyesuaian diri dimaknai sebagai usaha penguasaan ( mastery ), yaitu
kemampuan untuk merencanakan dan mengorganisasikan respons dalam cara-cara
tertentu sehingga konflik-konflik, kesulitan, dan frustrasi tidak terjadi.
Proses penyesuaian diri pada manusia tidaklah
mudah. Hal ini karena didalam kehidupannya manusia terus dihadapkan pada
pola-pola kehidupan baru dan harapan-harapan sosial baru. Periode penyesuaian
diri ini merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang hidup manusia.
Manusia diharapkan mampu memainkan peran-peran sosial baru, mengembangkan
sikap-sikap sosial baru dan nilai-nilai baru sesuai dengan tugas-tugas baru
yang dihadapi (Hurlock,1980).
Manusia yang dapat menyesuaikan diri dengan
baik (good adjustment) adalah apabila seseorang menampilkan respon yang
matang, efisien, memuaskan, dan wholesome. Yang dimaksud dengan respon
yang efisien adalah respon yang hasilnya sesuai dengan harapan tanpa membuang
banyak energi, waktu atau sejumlah kesalahan. Wholesome maksudnya adalah
respon yang ditampilkan adalah sesuai dengan kodrat manusia, dalam hubungannya
dengan sesama manusia, dan hubungannya dengan Tuhan. Manusia yang dapat
menyesuaikan diri dengan baik maka hidupnya akan harmonis dan jauh dari
penyimpangan-penyimpangan begitu juga sebaliknya apabila seseorang mengalami
kesulitan dalam penyesuaian diri mereka akan mengalami maladjustment yang
ditandai dengan penyimpangan atau perilaku yang menyimpang yang tidak berlaku
di lingkungan tersebut.
Penyesuaian diri
bersifat relatif, karena tidak ada orang yang mampu menyesuaikan diri secara
sempurna. Alasan pertama penyesuaian diri bersifat relatif adalah melibatkan
kapasitas atau kemampuan
seseorang dalam beradaptasi baik dari dalam maupun dengan
lingkungan. Kapasitas ini
bervariasi antara yang satu dengan yang lainnya, karena berkaitan dengan kepribadian dan tingkat
perkembangan seseorang. Kedua adalah karena adanya perbedaan kualitas penyesuaian diri antara satu masyarakat atau
budaya dengan masyarakat atau budaya lainnya. Dan terakhir adalah karena adanya
perbedaan-perbedaan pada setiap individu, setiap orang mengalami masa naik dan
turun dalam penyesuaian diri.
PENGERTIAN
PERTUMBUHAN PERSONAL
Manusia merupakan makhluk individu.
Manusia disebut sebagai individu apabila tingkah lakunya spesifik atau
menggambarkan dirinya sendiri dan bukan bertingkah laku secara umum atau
seperti orang lain. Jadi individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan-peranan yang khas dalam lingkup sosial tetapi mempunyai kekhasan
tersendiri yang spesifik terhadap dirinya didalam lingkup sosial tersebut.
Kepribadian suatu individu tidak sertamerta langsung terbentuk, akan tetapi
melalui pertumbuhan sedikit demi sedikit dan melalui proses yang panjang.
Setiap individu pasti akan mengalami
pembentukan karakter atau kepribadian. Dan hal tersebut membutuhkan proses yang
sangat panjang dan banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan
kepribadiannya tersebut dan keluarga adalah faktor utama yang akan sangat
mempengaruhi pembentukan kepribadian. Hal ini disebabkan karena keluarga adalah
kerabat yang paling dekat dan kita lebih sering bersama dengan keluarga. Setiap
keluarga pasti menerapkan suatu aturan atau norma yang mana norma-norma
tersebut pasti akan mempengaruhi dalam pertumbuhan personal individu. Bukan
hanya dalam lingkup keluarga, tapi dalam lingkup masyarakat atau sosialpun
terdapat norma-norma yang harus di patuhi dan hal itu juga mempengaruhi pertumbuhan
individu.
Setiap individu memiliki naluri yang secara
tidak langsung individu dapat memperhatikan hal-hal yang berada disekitarnya
apakah hal itu benar atau tidak, dan ketika suatu individu berada di
dalam masyarakat yang memiliki suatu norma-norma yang berlaku maka
ketika norma tersebut di jalankan akan memberikan suatu pengaruh dalam
kepribadian, misalnya suatu individu ada di lingkungan masyarakat yang tidak
disiplin yang dalam menerapkan aturan-aturannya maka lama-kelamaan pasti akan
mempengaruhi dalam kepribadian sehingga menjadi kepribadian yang tidak
disiplin, begitupun dalam lingkungan keluarga, semisal suatu individu berada di
lingkup keluarga yang cuek maka individu tersebut akan terbawa menjadi pribadi
yang cuek.
STRESS
Stress suatu kata yang sering sekali kita
dengar bahkan sering kita alami. Dewasa ini orang banyak yang mengalami stress
bahkan anak kecilpun bisa mengatakan sedang mengalami stress itu semua di
akibatkan dengan banyaknya permasalahan yang di alami orang-orang saat ini.
Apakah sebenarnya stress tersebut. Dan memang jika tak terhindarkan tentu kita
harus membekali diri agar dapat menghadapi stress secara sehat, sehingga apapun
tekanan yang terjadi dalam hidup kita, walau menimbulkan stress, tidak akan
mempengaruhi kesehatan jiwa kita secara buruk.
Stress adalah pengalaman emosi negative dan
beban rohani yang melebihi kemampuan maksimum rohani itu sendiri, sehingga
perbuatan kurang terkontrol secara sehat yang disertai oleh perubahan yang
dapat diperkirakan dalam hal biokimia, fisiologis, kognitif, behavorial, yang
tujuannya untuk mengubah peristiwa stressful atau mengakomodasi
Penyebab dari stress yang disebut dengan
istilah stressor bisa merupakan hal yang subyektif maupun obyektif. Ada
peristiwa tertentu menimbulkan stress bagi seseorang namun bagi orang lain hal
tersebut merupakan sesuatu peristiwa yang biasa saja dan dapat dikendalikan
dengan baik. Hal yang membedakan adalah ‘persepsi’. Bagaimana setiap orang
dapat memiliki persepsi yang berbeda atas suatu peristiwa yang terjadi dalam
hidupnya. Namun memang ada beberapa karakteristik peristiwa tertentu yang
rentan menimbulkan stress yaitu :
Berbagai Jenis Stress
Eustress
Eustress adalah stres dalam bentuk positif. Ini adalah stres yang baik yang dapat merangsang seseorang untuk melakukan berbagai hal dengan lebih baik. Seseorang dapat merasakan situasi tertentu, seperti pekerjaan baru, atau bertemu dengan idolanya. Jenis stres ini disebut sebagai eustress, dan secara fisik dan psikologis tidak berbahaya. Sebaliknya, stres jenis ini dapat memiliki efek positif pada kesehatan dan kinerja individu, setidaknya dalam jangka pendek.
Distress
Distress, atau apa yang biasa kita sebut sebagai stress, adalah jenis stress yang memiliki efek negatif pada kesehatan fisik dan emosional. Distress sering menghasilkan emosi yang intens, seperti kemarahan, rasa takut, dan kecemasan atau panik. Terkadang, tekanan juga dapat terwujud dalam gejala fisik, seperti palpitasi, sesak napas, dan peningkatan tekanan darah.
Distress atau 'stres buruk' selanjutnya dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis - distres akut, gangguan akut episodik, dan penderita kronis.
Distress akut
Distres akut adalah jenis yang paling umum dari stres yang datang tiba-tiba, menjadikan kita ketakutan dan bingung. Meskipun stres akut hanya berlangsung untuk jangka waktu pendek. Stres akut sering menghasilkan reaksi'lari atau melawan'. Sebuah wawancara kerja, atau ujian dimana kita belum cukup siap adalah beberapa contoh yang bisa menyebabkan stres akut. Gejala-gejala stres akut dapat dengan mudah diidentifikasi. Gejala tersebut dapat meliputi tekanan emosional, sakit kepala, migrain, peningkatan denyut jantung, palpitasi, pusing, sesak napas, tangan atau kaki terasa dingin, dan keringat berlebihan.
Distress Episodic Akut
Istilah 'stres akut episodik' biasanya digunakan untuk situasi ketika stres akut menjadi norma. Jadi, gangguan episodik akut ditandai dengan sering mengalami stres akut. Orang-orang memiliki jenis stres ini sering menemukan diri mereka berjuang untuk mengatur kehidupan mereka dan sering menempatkan tuntutan yang tidak perlu dan tekanan pada diri mereka sendiri, yang akhirnya dapat menyebabkan kegelisahan dan lekas marah.
Orang yang menderita gangguan episodik akut selalu terburu-buru. Jenis stres dapat menyebabkan masalah yang berhubungan dengan pekerjaan, selain memburuknya hubungan interpersonal. Gejala yang paling umum stres episodik akut adalah lekas marah, sakit kepala terus-menerus, ketegangan, migrain, hipertensi, dan nyeri dada.
Distress kronis
Distress kronis adalah stres yang bertahan untuk waktu yang lama. Stres kronis biasanya berasal keadaan yang tidak dapat dikontrol. Kemiskinan, perasaan terperangkap dalam karir menjijikkan, hubungan yang bermasalah, dan pengalaman trauma masa kecil adalah beberapa contoh peristiwa atau keadaan yang dapat menyebabkan stres kronis.
Stres kronis sering menimbulkan rasa putus asa dan kesengsaraan, dan dapat mendatangkan malapetaka pada kesehatan baik fisik dan mental. Kelelahan mental dan fisik akibat stres kronis kadang-kadang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti, serangan jantung dan stroke. Hal ini juga dapat menyebabkan depresi, kekerasan, dan bunuh diri dalam kasus yang ekstrim. Mungkin aspek terburuk dari stres kronis adalah bahwa orang terbiasa dengan jenis stres, dan sehingga sering diabaikan atau diperlakukan sebagai cara hidup. Mengobati stres kronis tidak mudah, biasanya membutuhkan perawatan medis dan tehnik manajemen stres.
Kadang-kadang stres atau Distress diklasifikasikan menjadi beberapa kategori lain, seperti physical, chemical, emotional, mental, traumatic, and psycho-spiritual. Dr Karl Albrecht, seorang konsultan manajemen, dosen, dan penulis telah mendefinisikan empat jenis stres dalam bukunya, 'Stres dan Manager'. Keempat jenis stres yang dikenal sebagai time stress, anticipatory stress, situational stress, and encounter stress.
Symptom
Reducing Responses Terhadap Stress
–
Penjelasan dan Pengertian
symptom – reducing responses terhadap stress
Kehidupan
akan terus berjalan seiring dengan brjalannya waktu. Individu yang mengalami
stress tidak akan terus menerus merenungi kegagalan yang ia rasakan. Untuk itu
setiap individu memiliki mekanisme pertahanan diri masing-masing dengan
keunikannya masing-masing untuk mengurangi gejala-gejala stress yang ada.
– Mekanisme
Pertahanan Diri
- Indentifikasi
Indentifikasi
adalah suatu cara yang digunakan individu untuk mengahadapi orang lain dengan
membuatnya menjadi kepribadiannya, ia ingin serupa dan bersifat sama seperti
orang lain tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang menganggap dosen
pembimbingnya memiliki kepribadian yang menyenangkan, cara bicara yang ramah,
dan sebagainya, maka mahasiswa tersebut akan meniru dan berperilaku seperti
dosennya.
- Kompensasi
Seorang
individu tidak memperoleh kepuasan dibidang tertentu, tetapi mendapatkan
kepuasaan dibidang lain. Misalnya Andi memiliki nilai yang buruk dalam bidang
Matematika, namun prestasi olahraga yang ia miliki sangat memuaskan.
- Overcompensation / Reaction Formation
Perilaku
seseorang yang gagal mencapai tujuan dan orang tersebut tidak mengakui tujuan
pertama tersebut dengan cara melupakan serta melebih-lebihkan tujuan kedua yang
biasanya berlawanan dengan tujuan pertama. Misalnya seorang anak yang ditegur
gurunya karena mengobrol saat upacara, beraksi dengan menjadi sangat tertib
saat melaksanakan upacara san menghiraukan ajakan teman untuk mengobrol.
•
Sublimasi
Sublimasi
adalah suatu mekanisme sejenis yang memegang peranan positif dalam
menyelesaikan suatu konflik dengan pengembangan kegiatan yang konstruktif.
Penggantian objek dalam bentuk-bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat dan
derajatnya lebih tinggi. Misalnya sifat agresifitas yang disalurkan menjadi
petinju atau tukang potong hewan.
- Proyeksi
Proyeksi
adalah mekanisme perilaku dengan menempatkan sifat-sifat bain sendiri pada
objek diluar diri atau melemparkan kekurangan diri sendiri pada orang lain.
Mutu Proyeksi lebih rendah daripada rasionalisasi. Contohnya seorang anak tidak
menyukai temannya, namu n ia berkata temannya lah yang tidak menyukainya.
- Introyeksi
Introyeksi
adalah memasukan dalam diri pribadi dirinya sifat-sifat pribadi orang lain.
Misalnya seorang wanita mencintai seorang pria lalu ia memasukkan pribadi pria
tersebut ke dalam pribadinya.
- Reaksi Konversi
Secara
singkat mengalihkan koflik ke alat tubuh atau mengembangkan gejala fisik.
Misalnya belum belajar saat menjelang bel masuk ujan, seorang anak wajahnya
menjadi pucat berkeringat.
- Represi
Represi
adalah konflik pikiran, impuls-impuls yang tidak dapat diterima dengan paksaan
ditekan ke dalam alam tidak sadar dan dengan sengaja melupakan. Misalnya
seorang karyawan yang dengan sengaja melupakan kejadian saat ia di marahi oleh
bosnya tadi siang.
- Supresi
Supresi
yaitu menekan konflik impuls yang tidak dapat diterima secara sadar. Individu
tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang menyenangkan dirinya. Misalnya dengan
berkata “Sebaiknya kita tidak membicarakan hal itu lagi.”
- Denial
Denial
adalah mekanisme perilaku penolakan terhadap sesuatu yang tidak menyenangkan.
Misalnay seorang penderita diabetes memakan semua makanan yang menjadi
pantangannya.
- Regresi
Regresi
adalah mekanisme perilaku seorang yang apabila menghadapi konflik frustasi, ia
menarik diri dari pergaulan. Misalnya artis yang sedang digosipkan selingkuh
karena malu maka ia menarik diri dari perkumpulannya.
- Fantasi
Fantasi
adalah apabila seseorang menghadapi konflik-frustasi, ia menarik diri dengan
berkhayal/berfantasi, misalnya dengan lamunan. Contoh seorang pria yang tidak
memilki keberanian untuk menyatakan rasa cintanya melamunkan berbagai fantasi
dirinya dengan orang yang ia cintai.
- Negativisme
Adalah
perilaku seseorang yang selalu bertentangan / menentang otoritas orang lain
dengan perilaku tidak terpuji. Misalkan seorang anak yang menolak perintah
gurunya dengan bolos sekolah.
- Sikap Mengritik Orang Lain
Bentuk
pertahanan diri untuk menyerang orang lain dengan kritikan-kritikan. perilaku
ini termasuk perilaku agresif yang aktif. Misalkan seorang karyawan yang
berusaha menjatuhkan karyawan lain dengan adu argument saat rapat berlangsung.
Pendekatan Problem Solving terhadap Stress
Salah
satu cara dalam menangani stress yaitu menggunakan metode biofeddback, tekniknya
adalah mengetahui bagian-bagian tubuh mana yang terkena stress kemudian belajar
untuk menguasainya. Tekhnik ini menggunakan serangkaian alat yang sangat rumit
sebagai Feedback.
Melakukan
sugesti untuk diri sendiri juga dapat lebih efektif karena kita tahu bagaimana
keadaan diri kita sendri. Berikan sugesti-sugesti yang positif, semoga cara ini
akan berhasil ditambah dengan pendekatan secara spiritual (mengarah pada Tuhan).
Meningkatkan
Toleransi Stress
Menigkatkan
toleransi terhadap stress dengan cara menigkatkan keterampilan / kemampuan diri
sendiri, baik secara fisik maupun psikis, misalnya secara psikis : menyadarkan
diri sendiri bahwa stress memang selalu ada dalam setiap aspek kehidupan dan
dialami oleh setiap orang, walaupun dalam bentuk dan intesitas yang berbeda.
Secara fisik : mengkonsumsi makanan dan minuman yang cukup gizi, menonton
acara-acara hiburan di televisi, berolahraga secara teratur, melakukan
tai chi, yoga, relaksasi otot, dan sebagainya.
0 komentar:
Posting Komentar